SEMARANG (jatengtoday.com) – Ketua GP Ansor Jateng, Sholahuddin Aly atau Gus Sholah mengapresiasi tim Densus 88 Antiteror Polri yang telah mengungkap tempat latihan kelompok teroris Jamaah Islamiyah di salah satu villa di Bandungan, Kabupaten Semarang.
Dia pun meminta masyarakat dan pengelola penginapan untuk lebih waspada terhadap kelompok teroris yang bergerak sangat hati-hati. Pihak kepolisian juga diminta memberikan edukasi terhadap masyarakat terkait pengawasan ini.
“Harus ada kerjasama atau partisipasi dari semua pihak. Perlu ada koordinasi dan edukasi dengan kepolisian kepada masyarakat. Semua komponen harus bahu membahu bersama mengatasi kelompok teroris,” jelas Gus Sholah ketika dihubungi, Senin (28/12/2020).
Lebih lanjut, pihaknya meminta masyarakat memberlakukan Jogo Tonggo untuk mengawasi gerakan-gerakan yang diindikasi berhubungan dengan kelompok teroris.
“Bagaimana warga desa, RT, RW memantau secara aktif aktivitas warga sekitarnya, jika ada yang mencurigakan bisa berkoordinasi dengan pihak kepolisian,” jelasnya.
Gus Sholah juga mengaku tidak menyangka jika Jamaah Islamiyah bisa melakukan pelatihan terorisme di villa yang berada di Bandungan. Sebab, kawasan Bandungan selama ini dikenal sebagai tempat wisata.
Agar tidak kecolongan lagi, Gus Sholah mengimbau agar para pengelola penginapan, hotel, villa, dan resort untuk melakukan pendataan secara rigid terhadap tamu yang akan menginap.
“Khususnya tamu yang tinggal lama. Harus diketahui secara pasti apa maksud dan tujuan tinggal di sana,” ucapnya.
Jangan sampai karena mengejar faktor ekonomi, lanjut Gus Sholah, pengelola tempat penginapan mengabaikan data atau identitas para tamu.
“Kalau itu diabaikan, nanti malah kecolongan lagi. Ada kelompok-kelompok teroris yang memanfaatkan penginapan di lokasi wisata,” tandasnya.
Seperti diketahui, Densus 88 Antiteror Polri membongkar tempat yang digunakan anggota kelompok Teroris Jamaah Islamiyah di Desa Gintungan, Bandungan Kabupaten Semarang.
Tak hanya diajari merakit bom, anggota Jamaah Islamiyah di Bandungan juga dilatih beladiri dengan tangan kosong, melempar pisau, menggunakan senjata tajam berupa pedang dan katana, hingga cara menghindari penyergapan. (*)
editor: ricky fitriyanto