SEMARANG (jatengtoday.com) – Tercatat ada 7.809 desa di Jateng dan didalamnya ada sejumlah desa potensial untuk menumbuhkan perekonomian. Sayang, belum semua desa bisa dikembangkan.
Kepala Dinpermadesdukcapil Jateng, Sudaryanto menjelaskan, dalam RPJMD, pembangunan akan diarahkan ke pedesaan. Harapannya, desa-desa yang punya potensi untuk meningkatkan sektor perekomonian, bisa dirangsang.
“Diakui, ada sejumlah desa di Jateng yang potensial seperti Desa Wisata Ponggok Klaten yang mampu menghasilkan Rp 15 miliar setahun. Dari proses pengembangan itu, semua pihak pengelola desa termasuk masyarakatnya harus terlibat di dalamnya,” jelasnya dalam Dialog bersama Parlemen Jateng dengan tema ‘RPJMD Berdayakan Desa & Kawasan Strategis sebagai Pusat Pertumbuhan’ di Gets Hotel Semarang, Selasa (22/1/2019).
Kabid Infrastruktur & Pengembangan Wilayah Bappeda Jateng, Arief Djatmiko menambahkan RPJMD itu dimulai pada 2019 hingga 2023. Dalam prosesnya, ada 3 kawasan strategis yakni strategis ekonomi dimana ada pusat-pusat kegiatan yang didorong untuk bertumbuh. Salah satunya di wilayah desa, strategis sumber daya lingkungan hidup, dan kawasan strategis sosial budaya.
“Provinsi Jateng itu memiliki daya dukung sehingga bisa dioptimalkan. Soal daya tampungnya, bisa menampung semua kegiatan hingga 2023. Diharapkan, pembangunan pada tahun itu sudah lebih baik,” terangnya.
Mengenai kawasan pedesaan, lanjutnya, selama ini ada desa-desa yang belum memiliki potensi unggulan. Tapi, jika desa itu bersebelahan dengan desa unggulan, maka desa tersebut bisa didorong untuk ikut tumbuh.
Sementara itu, Ketua Pansus RPJMD DPRD Jateng Abdul Azis menjelaskan, RPJMD itu untuk mendorong pemberdayaan desa agar lebih maju dan mensejahterakan masyarakatnya.
Dari kacamatanya, dengan adanya RPJMD, Jateng bisa mewujudkan kawasan-kawasan strategis, termasuk di wilayah desa. “Misalnya, dari sisi pariwisata, dalam lima tahun ada beberapa titik yang dikembangkan,” kata anggota Komisi D DPRD Jateng ini. (*)
editor : ricky fitriyanto