SEMARANG (jatengtoday.com) – Percepatan pembangunan normalisasi Sungai Banjir Kanal Timur (BKT) yang ditangani Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana hingga saat ini masih terhambat permasalahan sosial. Sebanyak 97 kepala keluarga (KK) yang menempati bangunan liar di bantaran sungai belum dipindah oleh Pemkot Semarang.
“Ada tiga paket. Kendala kami di paket 1, di kanan kiri masih banyak permasalahan kurang lebih 97 kepala keluarga belum direlokasi. Mereka menempati bantaran sungai hingga Kelurahan Tanjung Emas,” kata Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, Ruhban Ruzziatno.
Dikatakannya, pihaknya terus melakukan percepatan pembangunan. “Inipun kami nyisir-nyisir. Lahan yang belum dibebaskan kami lewati agar tidak terlambat. Kami pacu untuk percepatan. Harapannya 2018 ini bisa selesai. Bahkan anggaran 2018 sudah habis,” katanya.
Saat ini, penganggaran telah menginjak fisik 2019, tapi pembayarannya tidak bisa dilakukan 2018. “Bayarnya nanti 2019. Tidak bisa dibayar sekarang. Kontraktor juga megap-megap ini. Tapi apa boleh buat, namanya multiyears konsekuensinya begitu. Sekarang jangan sampai ditambahi masalah sosial yang belum selesai,” katanya.
Selain itu, kendala pembebasan lahan juga terjadi di Paket 2 Barito. Termasuk Paket 3 di Pandean Lamper. “Tapi untuk sudah kami buat parapet. Plengsengan sungai sudah mulai menyambung. Ini agak tenang, kalau ada banjir besar pun sudah bisa teratasi. Hanya saja kalau ada banjir dan melimpas, sementara tanggulnya belum ada, jaminannya apa? Ini yang harus segera dikebut,” katanya.
Ruhban meminta agar Pemkot Semarang segera memercepat pembebasan lahan atau pemindahan warga bantaran sungai. “Harus segera memercepat penyelesaian relokasi. Apalagi musim hujan sudah mendekat, harus bersama-sama agar masalah sosial segera teratasi,” katanya.
Untuk anggaran 2019, lanjutnya, masing-masing paket kurang lebih Rp 60 miliar hingga Rp 90 miliar. “Prinsipnya, begitu masalah sosial tentang relokasi warga selesai, langsung kami garap. Kalau warga ada yang sudah pindah, langsung kami gali. Jangan sampai musim hujan keburu datang sehingga membuat pekerjaan tanahnya nggak bisa berjalan,” katanya.
Proyek ini terbagi tiga paket. Paket I, mulai muara sungai hingga Jembatan Kaligawe sepanjang 1,95 km. Paket II dari jembatan Kaligawe hingga Jembatan Citarum dengan panjang 2,05 km, dan paket III mulai dari Jembatan Citarum sampai Jembatan Majapahit dengan panjang 2,7 km. (*)
editor : ricky fitriyanto