SEMARANG (jatengtoday.com) – Wabah corona mulai berdampak nyata pada perekonomian Jateng. Sebanyak 8 perusahaan besar di Jateng terancam gulung tikar. Bahkan, sebagian besar diantaranya sudah mulai merumahkan karyawan.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jateng Sakina Rosellasari mengungkapkan, dari hasil pantauan yang dilakukan, ada 8 perusahaan mengalami goncangan sebagai dampak wabah corona.
“Penyebabnya berbagai macam. Diantaranya proses produksi terhenti karena raw material berasal dari China, buyer dari China putus, dan shipping terganggu,” ujarnya dalam Rakor Antisipasi Covid 19 di ruang rapat Komisi E DPRD Jateng, Jumat (6/3/2020) sore.
Dia menambahkan, sejumlah perusahaan tersebut berada di Kabupaten Kendal, Kabupaten Demak, dan Kabupaten Batang. Perusahaan yang terancam bangkrut bergerak di bidang perkayuan hingga vulkanisir ban.
Mereka disebut kesulitan melakukan produksi karena ketersediaan bahan baku dari Tiongkok berkurang.
“Selain itu, produknya langsung dikirim ke China. Padahal perusahaan buyer di China tutup karena dampak corona, akhirnya nggak bisa ekspor,” paparnya.
Penyebab lain, owner sejumlah perusahaan tersebut berlibur ke Tiongkok saat Imlek lalu. Namun, wabah Covid 19 membuat akses penerbangan dari negeri tirai bambu ditutup. Alhasil, pemilik perusahaan tidak bisa kembali ke Indonesia.
“Dampaknya, ada perusahaan yang telah melakukan pengurangan pekerja borongan harian. Ada juga yang sudah merumahkan pekerjanya,” katanya.
Anggota Komisi E DPRD Jateng Samsul Bahri berharap dinas terkait mencermati kondisi tersebut.
“Jangan sampai ada perusahaan yang memanfaatkan kondisi ini untuk melakukan PHK. Padahal perusahaan tersebut tak terdampak wabah corona. Ini perlu diantisipasi,” tandasnya.
Sementara anggota Komisi E DPRD Jateng Ahmad Ridwan juga mendorong Pemprov menyiapkan langkah-langkah antisipasi. Sebab, jika wabah corona semakin parah, dampak perekonomian bakal lebih terasa.
“Kalau tidak segera diantisipasi, nanti dampaknya perusahaan dan karyawan juga berbondong-bondong mengadu ke pemerintah juga,” paparnya. (*)