SEMARANG (jatengtoday.com) – Masalah penyelewengan SKTM untuk mendaftar sekolah negeri belum selesai. Setelah puluhan ribu nama dicoret, sekarang kuota bangku SMA negeri di Jateng malah tidak terpenuhi.
Data dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jateng, kuota bangku SMA negeri tersedia 113.325. Awalnya, pendaftar yang masuk lewat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tembus 113.092 anak. Dari angka itu, ada 62.456 anak yang menggunakan SKTM. Hanya 50.636 anak saja yang masuk di luar jalur tiket emas kartu miskin.
Setelah diverifikasi faktual, puluhan ribu nama dicoret hingga menyisakan 26.507 calon siswa. Artinya, saat ini, dari kuota 113.325 kursi, hanya ada 77.143 calon siswa. Berarti masih ada 36.182 bangku SMA negeri yang belum terisi.
Padahal, sesuai jadwal PPDB online, loket pendaftaran calon siswa sudah ditutup. Bahkan Rabu (11/7) malam, seharusnya sudah keluar pengumuman hasil PPDB online.
Sedangkan untuk SMK negeri, diketahui jumlah pendaftar memang lebih banyak dibandingkan kuota, yakni 108.460 siswa dengan kuota 98.486. Pengguna SKTM sebanyak 86.436 yang masuk seleksi 44.320 atau dengan presentase sekitar 45 persen.
Kepala Disdikbud Jateng, Gatot Bambang Hastowo mengatakan, mau tidak mau, pengguna SKTM bodong agar bisa masuk ke sekolah negeri favorit tanpa mempertimbangkan nilai, memang harus diberantas. Bahkan ada beberapa sekolah yang menggandeng pihak kepolisian untuk menerangkan terkait dengan konsekuensi hukum jika menggunakan data palsu.
“Ya bekerjasama dengan Polsek atau Polres setempat, untuk menjelaskan karena yang lebih paham tentang aturan hukumnya. Seperti SMA 1 Boyolali. Dan ternyata setelah orang tua dikumpulkan, ada yang menarik SKTM,” terangnya. (ajie mh)
editor: ricky fitriyanto