SEMARANG (jatengtoday.com) – Kerukunan dan kondusifitas masih menjadi tantangan masyarakat pada 2020 mendatang. Itu karena tahun depan ada Pilkada Serentak di 21 daerah di Jateng serta belum stabilnya ekonomi dunia.
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo menuturkan, tantangan itu harus dijawab dengan menjaga kerukunan antar elemen masyarakat yang sejauh ini sudah dengan baik dilakukan warga Jateng.
“Paling substantif hari ini kita butuh kerukunan karena pada 2020 ada Pilkada Serentak di 21 daerah. Isu itu (kerukunan dan intoleransi) biasanya keluar di Pilkada. Saya juga heran, pokoknya kalau mau ada kontestasi dan mau pilihan itu isu semrawut muncul lagi. Bahkan kemudian fitnahnya itu kembali,” katanya.
Ganjar menjelaskan obrolan mengenai hal substantif dengan menghadirkan Ulama-Umaro menjadi sangat penting untuk dilihat dan didengar. Apalagi demokrasi kita sudah berlangsung lama sehingga ia berharap isu yang dikembangkan lebih bersifat program bukan terkait individu.
“Kita musti jaga dengan karakteristiknya. Tadi sudah dikatakan kalau watak asli kita adalah rukun,” ungkapnya.
Antisipasi mengenai isu intoleransi selama tahun 2020 juga sudah dilakukan sejak dini. Pemetaan terkait isu sudah dilakukan pemerintah bersama kepolisian. Ganjar juga meminta bantuan kepada tokoh agama dan masyarakat untuk terlibat dalam memberikan penjelasan kepada masyarakat.
“Sudahlah, yang dipilih nanti itu ya satu, setelah itu bersaudara lagi. Contohnya sudah ada, sudah dibuat oleh Presiden. Begitu Pak Jokowi dipercaya masyarakat, Pak Prabowo mau menjadi menteri. Maka bersatulah. Ketika sudah bersatu, orang yang tidak suka akan memisahkan diri sendiri,” ujarnya.
Tantangan untuk menjaga kondusifitas juga akan menjadi pondasi untuk menghadapi tantangan global, yakni ekonomi. Menurut Ganjar, ekonomi dunia saat ini masih belum stabil sehingga menjaga harmoni dan kerukunan penting sebagai pondasi. (kom)
editor : ricky fitriyanto