SEMARANG (jatengtoday.com) – Pondok pesantren dan Madrasah harus masuk dalam isu utama pembangunan pendidikan di Jateng. Juru Bicara Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) DPRD Jawa Tengah Muh Zen Adv mengatakan, hal ini untuk menjawab problematika dan tantangan pendidikan di provinsi ini.
“FKPB sekali lagi perlu menyampaikan pentingnya mainstreaming lembaga pesantren dan Madrasah untuk menjawab problematika dan tantangan pendidikan di Jawa Tengah,” ujarnya, Sabtu (22/12/2018).
Apalagi, kata Zen, RPJMD juga mengakui bahwa di kalangan siswa terlihat adanya kecenderungan semakin lunturnya wawasan kebangsaan, nasionalisme dan budi pekerti di kalangan siswa.
“Karena pesantren dan madrasalah lah satu-satunya lembaga pendidikan yang sejak pra-kemerdekaan dirancang untuk mendidik akhlakul karimah. Yang oleh pendidikan sekarang diberikan istilah sebagai materi budi pekerti guna merajut watak saling menghormati, toleransi terhadap kebhinekaan, peduli sesama yang menjadi dasar pembangunan watak bangsa,” jelas anggota Komisi E ini.
Muh Zen menambahkan, FPKB secara umum sepakat dengan eksekutif yang di RPJMD ini menyatakan bahwa permasalahan dalam pembangunan pendidikan adalah belum optimalnya ketersediaan, keterjangkauan, kualitas, kesetaraan, dan kepastian dalam penyelenggaraan pendidikan.
Dijelaskan, angka partisipasi murni (APM) SD/MI/SDLB maupun SMP/MTs/SMPLB baru mencapai 98,30. Artinya capaian ini masih belum mencapai target MDGs dan pendidikan untuk semua (Education for All) sebesar 100 persen pada tahun 2015.
“Pada jenjang pendidikan menengah, APK SMA/MA/SMK baru mencapai 67 persen, karenanya perlu ditingkatkan untuk mendukung program pendidikan menengah universal dan wajib belajar 12 tahun dengan target pada tahun 2018 sebesar 80 persen,” tegasnya.
Ketua Fraksi PKB DPRD Jateng M Hendri Wicaksono menambahkan, selain itu, belum memasyarakatnya pendidikan non formal sebagai alternatif pendidikan formal merupakan permasalahan dan tantangan yang perlu diupayakan penyelesaiannya. (ajie mh)
Editor: Ismu Puruhito