SEMARANG (jatengtoday.com) – Kepala Badan Layanan Umum (BLU) UPTD Trans Semarang Ade Bhakti mengungkapkan, pada Januari 2019, 15 shelter BRT Trans Semarang telah dilengkapi CCTV dan dapat dipantau live.
Ke-15 CCTV yang telah dipasang tersebut meliputi; Terminal Mangkang, Pool Unnes, Shelter Elizabeth, 2 CCTV di Balaikota, Terminal Sisemut, Shelter Tawang, Pool RSND-Undip, Shelter Pelabuhan, Shelter Ksatrian, Shelter Terang Bangsa, Terminal Cangkiran, Terminal Sisemut, Terminal Penggaron, Simpang Lima (1), dan Simpang Lima (2).
“CCTV yang terpasang ini berguna untuk melakukan pantauan kepadatan penumpang. Selain itu digunakan untuk mengawasi kinerja karyawan, bahkan jika ada penumpang kehilangan barang, dapat dipantau melalui CCTV ini”, ujar Ade.
Pada November 2018, CCTV yang terpasang di shelter Pelabuhan merekam tindakan pencurian yang terjadi.
Sementara itu, 756 keluhan dan saran diterima BRT Trans Semarang sepanjang 2018. Ade menyatakan, keluhan dan saran tersebut diterima melalui call center 1500094, Media Sosial WhatsApp, Instragram, Twitter, Facebook, SMS, dan Lapor Hendi.
Adapun keluhan yang masuk bulan Januari sebanyak 83 keluhan, Februari 105, Maret 80, April 55, Mei 43, Juni 52, Juli 79, Agustus 41, September 68, Oktober 54, November 57, dan Desember 39.
“Sementara pada tahun 2017 silam, Trans Semarang menerima 670 keluhan dan saran,” katanya.
Keluhan dan saran tersebut, diperoleh dari 7 koridor yang saat ini telah beroperasi. BRT Trans Semarang telah memiliki 7 Koridor, yakni Koridor 1 (Mangkang–Penggaron), Koridor 2 (Ungaran–Terboyo), Koridor 3 (Pelabuhan-Elizabeth), Koridor 4 (Cangkiran–Tawang), Koridor 5 (Meteseh-Bandara), Koridor 6 (UNDIP – UNNES), Koridor 7 (Genuk–USM–Balaikota), ditambah dengan Koridor Bandara yang beroperasi setiap hari mulai pukul 18.00 – 24.00.
Keluhan dan saran yang masuk dikelompokkan menjadi beberapa klasifikasi, antara lain armada tidak merapat Shelter 49, pelayanan driver 171, kondisi bus 97, kondisi shelter 77, interval waktu pelayanan 28, pelayanan petugas 88, tiket 26, jalur tidak sesuai 2, komplain rute 44, komplain penumpang penuh 1, permintaan jalur khusus 1, permintaan penambahan shelter 74, permintaan penambahan armada 42, penambahan jam layanan 39, dan permintaan penambahan rute 17.
Ade menuturkan keluhan dan saran dari pengguna jasa diperlukan untuk terus memperbaiki pelayanan BRT Trans Semarang kepada pengguna jasa dan masyarakat.
“Keluhan dan saran yang diberikan memotivasi kami untuk terus berbenah,” katanya.
“Selama 2018, sebanyak 30 driver yang tidak dapat memberikan pelayanan maksimal saat operasional armada, baik ngebut, menerobos lampu merah, terlibat kecelakaan lalu lintas, dan tidak disiplin, telah kami keluarkan,” ujarnya.
Pada tahun 2018, rata-rata dalam sehari BRT Trans Semarang melayani 30.000 penumpang. Dengan tarif Umum Rp 3.500 dan Pelajar/Mahasiswa/KIA Rp 1000.
“Pendapatan BRT Trans Semarang 2018 mencapai 91,67 persen atau Rp 27.890.203.672 dari target Rp 30.424.576.000,” katanya.
Lebih lanjut, kata Ade, target pendapatan 2019 senilai Rp 31.945.805.000 dengan target pendapatan per hari Rp 87.523.000. (*)
editor : ricky fitriyanto